Selasa, 16 Juni 2015

MAKALAH Materi Al-Qur’an Hadits Kelas IV Semester II

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makalah ini dibuat karena pada masa sekarang ini banyak yang kurang akan pengetahuan tentang pemahaman surah-surah AL-Qur’an. Jadi makalah ini menerangkan surah yang sangat baik untuk diajarkan kepada anak didik, agar mereka dapat memahaminya dari sejak dini, tentang isi kandungan surah AL-Lahab dan dapat mengambil hikmah dari surah tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Makalah ini juga memuat tentang kaedah dalam mempelajari ilmu tajwid serta apa saja hadist tentang bersilaturahim. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana memahami dan melafalkan surah Al-Lahab dengan baik dan benar? 2. Bagaimana mengetahui kaedah tajwid tentang idgam dan iqlab? 3. Apa hadist yang berkenaan dengan silaturahim? 4. Pembelajaran apa saja yang didapat dari surah Al-Lahab? C. Tujuan 1. Untuk memahamkan anak dalam memahami dan melafalkan surah dengan baik dan benar 2. Untuk memberikan pengetahuan kepada anak tentang kaedah tajwid idgam dan iqlab 3. Untuk memberikan pengetahuan tentang hadist silaturahim PEMBAHASAN BAB II A. Surah Al- Lahab Artinya: 1. Binasalah keduatangan Abu Lahab dan dia sendiri pun binasa. 2. Tidaklah berguna baginya hartanya, demikian pula apa yang ia usahakan. 3. Kelak ia akan merasakan panasnya api yang bergejolak 4. Begitu pula istrinya, membawa kayu bakar 5. Dilehernya (terikat) tali dari sabut Abu Lahab adalah paman dari Nabi s.a.w sendiri,saudara dari ayah beliau. Nama kecilnya Abdul ‘Uzza. Sebagaimana kita tahu ‘Uzza adalah nama sebuah berhala yang dipuja orang quraisy; Abdul Uzza Bin Abdul Muthalib. Nama istrinya ialah Arwa, saudara perempuan dari Abu Sufyan Sakhar bin Harb, khalah dari Muawiyah. Dia dipanggil Abu Lahab, yang dapat di artikan ke dalam bahasa kita dengan “pak menyala” ; karena mukanya itu bagus, terang bersinar dan tampan. Gelar panggilan itu sudah lebih dikenal orang buat dirinya. Diberitakan dalam sebuah riwayat sahih, bahwa ketika turun firman Allah Swt. Berilah peringatan kepada kerabat_kerabatmu yang terdekat (QS Asy-Syu’ara [26]: 214); Rasulullah Saw. Mendaki bukti Shafa dan memanggil-manggil nama suku-suku Quraisy satu per satu. Maka sejumlah besar orang dari anggota kabilah-kabilah Quraisy datang berkumpul dihadapannya. Sedemikian besarnya keingintahuan mereka, sehingga jika salah seorang diantara mereka berhalangan hadir, ia mengirim seorang utusannya. Dan diantaranya juga berhadir Abu Lahab. Maka mulailah Nabi Saw. Berpidato di hadapan mereka dan berkata, “Bagaimana pendapat kalian, sekiranya aku mengatakan bahwa ada sebuah pasukan berkuda di balik lembah ini, berniat akan menyerbu kalian. Apakah kalian akan mempercayaiku?” jawab mereka, “Ya, kami tidak pernah mendapatimu selain berkata jujur!” maka Nabi Saw. Melanjutkan, “Ketahuilah bahwa aku memperingatkan kalian akan datangnya azab yang pedih (apabila kalian tidak mau beriman kepadaku).” Segera Abu Lahab memotong pembicaraan beliau, sambil berkata, “Binasalah kamu! Apakah hanya untuk ini, kamu mengumpulkan kami semua?” sejak itu, menjadi kebiasaan Abu Lahab, mengikuti Nabi Saw dalam perjalanan beliau kepada kabilah-kabilah sekitar kota Mekkah, untuk menyeru mereka kepada Allah Saw. Setiap kali Nabi Saw, berkata, “Aku adalah utusan Allah kepada kalian,” maka pamannya itu mendustakan ucapannya, sambil melarang mereka membenarkannya. Demikian pula istri Abu Lahab, yaitu Ummu Jamil binti Harb, saudara perempuan Abu sufyandan bibi Mu’awiyah, selalu menyebarkan fitnahan-fitnahan terhadap Rasulullah Saw., di kalangan penduduk Mekkah; dalam usahanya untuk merusak tali persaudaraan dan kekeluargaan di antara mereka. Dan di kalangan bangsa Arab, seseorang yang gemar menyebarkan fitnah-fitnah, biasa diberi gelar si pembawa kayu bakar. “Binasalah kedua tangan Abu Lahab”. (pangkal ayat1). Diambil kata ungkapan kedua tangan didalambahasa Arab, yang berarti bahwa kedua tangannya yang bekerja dan berusaha akan binasa. Orang berusaha dengan kedua tangan, makakedua tangan itu akan binasa artinya usahanya akan gagal; “Watabb!” dan binasalah dia.(ujung ayat 1). Bukan saja usaha kedua belah tangannya akan gagal, bahkan dirinya sendiri, rohani dan jasmaninya akan binasa. “Tidaklah memberi faedah kepadanya hartanya demikian pula apa yang diusahakannya.”(ayat 2). Dia akan berusaha menghabiskan harta bendanya buat menghalangi perjalanan anak saudaranya, hartanya lah yang akan licin tandas, namun hartanya itu tidaklah akan menolongnya. perbuatannnya itu adalah percuma belaka. Segala usahanya akan gagal, yakni usahanya dalam memusuhi Nabi Saw dengan tujuan memperoleh kedudukan dan kemasyhuran. Menurut riwayat dari Abdurrahman bin Kisan, kalau ada utusan dari kabilah-kabilah Arab menemui Rasulullah s.a.w di Makkah hendak minta keterangan tentang islam, mereka pun ditemui oleh Abu Lahab. Kalau orang itu bertanya kepadanya tentang anak saudaranya itu, sebab dia tentu lebih tahu, dibusukkannyalah Nabi s.a.w dan dikatakannya: Kadzdzab, Sahir”. (penipu, tukang sihir). Namun segala usahanya membusuk-busukan Nabi itu gagal juga. Kelak ia akan merasakan panasnya api yang bergejolak. Yakni api akhirat yang tiada yang mengetahui kadar panasnya kecuali Allah dan yang di dalamnya kelak Abu Lahab akan diazab, sebagai balasan bagi perkembangan serta kekerasan hatinya terhadap Nabi Saw dan bersamannya merasakan azab adalah istrinya, Ummu Jamil. Seperti tersebut dalam firman Allah, dan istrinya, si pembawa kayu bakar’. Yakni, si penyebar fitnahan yang mengobarkan api di antara manusia. Seolah-olah ia mengangkut kayu bakar untuk membakar hubungan persaudaraan di antara mereka. Dan untuk melukiskan keburukan Abu Lahab, dalam ayat setelah itu dinyatakan dilehernya (terikat) tali dari sabut. Yakni, dalam upayanya yang tak kenal lelah untuk merusak hubungan persoalaan dan mengobarkan api permusuhan di antara mereka, ia tak ubahnya seperti seorang pembawa kayu bakar yang di lehernya ada tali sabut yang kasar, untuk mengikat kayu yang dibawanya. Begitulah gambaran terburuk seorang perempuan yang mengangkut kayu dengan ikatan tali sabut di lehernya, yang ditarik kuat-kuat sehingga nyaris membuatnya sesak nafas. Jadi dapat disimpulkan dari segala penafsiran ayat-ayat di atas berlaku pula atas diri siapa saja yang berusaha memalingkan manusia dari mempelajari Kitab Allah, serta memahami pelajaran dan hukum-hukum yang tercantum didalamnya. Kita memohon agar Allah Swt., melimpahkan keselamatan atas diri kita, seraya menunjukkan puji-pujian kepada-Nya atas hidayah-Nya yang menjauhkan kita dari segala penyimpangan. B. Kaidah Tajwid Tentang Idgham dan Iqlab 1. Idgham Bighunnah اِدْغَامْ بِغُنَّةْ Bacaan Idgham Bighunnah yaitu: Ketika nun sukun atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf empat, yakni: a. Ya = ي b. Nun =ن c. Mim = م d. Wawu =و Contoh : 1) Nun Mati/Tanwin bertemu Ya خَيْرًا يَرَهْ 2) Nun Mati/tanwin bertemu Nun عَنْ نَفْسٍ 3) Nun Mati/Tanwin bertemu Mim فِى عَمَدٍ مُمَدَّدهْ 4) Nun Mati/Tanwin bertemu Wawu مِنْ وَرَاءِهِمْ Dilihat dari artinya, Idgham itu memasukkan (mentasydidkan) huruf yang pertama (berupa nun mati/tanwin) kedalam huruf ke dua (yakni: Ya, Nun, Mim atau Wawu) sedang Bi-Ghunnah berarti memasukan huruf disertai dengan suara dengung. 2. Idgham Bilaa Ghunnah اِدْغَامْ بِلَا غُنَّةْ Bacaan Idgham Bilaa Ghunnah yaitu: Ketika Nun mati/Tanwin bertemu dengan salah satu huruf dua, yaitu: a. ل = Lam b. ر = Ra Contoh: 1) Nun Mati/Tanwin bertemu Lam مَالًا لُبَدَا مِنْ لَدُ نْكَ 2) Nun Mati/Tanwin bertemu Ra اِنَّ اللهَ غَفُوْ رٌرَحِيْمٌ مِنْ رَبِّهِمْ Dilihat dari artinya, Idgham Bilaa Ghunnah yaitu: Memasukkan (Mentasydidikan) huruf yang pertama (berupa nun mati/tanwin) kedalam huruf kedua (yakni: lam atau Ra) tanpa mendengung. 3. Iqlab إِقْلَا ب Iqlab secara bahasa adalah memindahkan sesuatu dari bentuk asalnya (kepada bentuk lain). Sedangkan menurut istilah menjadikan suatu huruf kepada makhraj huruf lain seraya tetap menjaga ghunnah (sengau) pada huruf yang ditukar. Nun mati/tanwin bertemu Ba suaranya berubah menjadi Mim dengan dengung selama dua harakat. Contoh: C. Hadits Tentang Silaturahmi Rasulullah SAW telah mengingatkan kepada umatnya agar jangan memutuskan hubungan silaturahmi antara sesama umat Islam, keluarga, teman atau tetangga karena beliau telah bersabda yang artinya: “ Tidak akan masuk surga orang yang memutuskan silaturahmi”. Silaturahmi dapat mempererat kekieluargaan, memperkuat persatuan, terciptanya kedamaian, dan kesejahteraan bersama. عَنْ آَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ آَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلّى الله عليه وسلم قَالَ : مَنْ آَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَه فِيْ رِزْقِه وَيُنْسَآَ لَه فِيْ آثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ (متفق عليه) Artinya: “ Siapa saja yang ingin dilapangkan (diluaskan) rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaknya menghubungkan tali silaturahmi.” (Muttafaq ‘Alaih) Silaturahmi berasal dari bahasa Arab, yaitu kata صِلَّةٌ (Sillah) dan kata الرَّحِيْمُ (Arrahim). Kata Sillah berasal dari kata wasala yang artinya menyambung atau menghimpun. Sedangkan kata arrahim berasal dari kata رَحِمَ yang artinya kasih sayang atau kandungan. Jadi, Silaturahmi berarti menyambung atau menghimpun hubungan kasih sayang persaudaraan yang terputus atau bercerai-cerai karena suatu hal. Jadi, Silaturahmi sesungguhnya dapat dilakukan dengan: 1. Berkunjung ke rumah keluarga yang tempat tinggalnya jauh. 2. Berkunjung kerumah saudara dan teman yang lama tidak berjumpa atau bertemu. 3. Berkirim surat atau menelpon menyakan kabar keadaanya. Hadits diatas mengandung perintah agar kita umat Islam suka melakukan silaturahmi kepada keluarga, saudara, teman, dan tetangga. Dengan silaturahmi akan tercipta persaudaraan yang kokoh dan bersatu sehingga akan tercipta kehidupan yang damai, aman, dan sejahtera. Rasulullah SAW telah bersabda bahwa kita umat Islam harus suka melakukan silaturahmi. Karena orang yang melakukan silaturahmi akan mendapatkan 2 manfaat sekaligus, yaitu: 1. Dilapangkan (diluaskan) rezekinya 2. Dilapangkan umurnya Ketahuilah oleh bahwa setiap perintahkan kepada kita umat Islam, ada keuntungan dan hikmah didalamnya. Hikmah silaturahmi: 1. Memperoleh keridaan Allah SWT. 2. Menggembirakan sanak keluarga. 3. Membuat malaikat sangat senang (gembira). 4. Mendapat pujian dari manusia (bukan karena riya’). 5. Membuat iblis sangat sedih. 6. Menambah umur. 7. Menambah berkah dalam rezeki. 8. Menyenangkanorang-orang yang telah meninggal. 9. Menambah kasih sayang. 10. Menambah pahala setelah ia meninggal. BAB III PENUTUP Kesimpulan Dalam memahami Surah Al-Lahab dapat kita ambil pelajaran, karena Surah ini memuat tentang siapa saja yang berusaha memalingkan manusia dari mempelajari Kitab Allah, serta memahami pelajaran dan hukum-hukum yang tercantum didalamnya. Kita memohon agar Allah Swt., melimpahkan keselamatan atas diri kita, seraya menunjukkan puji-pujian kepada-Nya atas hidayah-Nya yang menjauhkan kita dari segala penyimpangan. Idgham Bighunnah : Bacaan Idgham Bighunnah yaitu: Ketika nun sukun atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf empat. yakni: ن م و ي Idgham Bilaa Ghunnah: Bacaan Idgham Bilaa Ghunnah yaitu: Ketika Nun mati/Tanwin bertemu dengan salah satu huruf dua, yaitu: ل ر Iqlab: Iqlab secara bahasa adalah memindahkan sesuatu dari bentuk asalnya (kepada bentuk lain). Sedangkan menurut istilah menjadikan suatu huruf kepada makhraj huruf lain seraya tetap menjaga ghunnah (sengau) pada huruf yang ditukar. DAFTAR PUSTAKA Abduh Muhammad. 1999. Tafsir Juz Amma. Bandung: Mizan Anggota IKAPI. Hamka. 1992. Tafsir Al-Azhar. Jakarta: PT Pustaka Panjimas. Masrap Suhaemi AH. Ilmu Tajwid, Surabaya: KaryaUtama. K.H.As’ad Humam. 1995.Cara Cepat Belajar Tajwid Praktis, Yogyakarta: Balai Litbang LPTQ Nasional. Sayuti, dkk. 2009. Bina Belajar Al-Qur’an dan Hadis untuk MI kelas IV, Jakarta: Erlangga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar